Perpindahan Kalor Secara Konduksi
Siapkan sebuah lilin dan sepotong kawat
tipis. Pegang salah satu ujung kawat lalu sentuhkan ujung kawat lain ke
nyala lilin. Tunggu selama beberapa saat hingga tanganmu kepanasan.
Mengapa tanganmu terasa panas ? Ketika salah satu ujung kawat
bersentuhan dengan nyala lilin, kalor berpindah dari nyala lilin (suhu
tinggi) menuju ujung kawat tersebut (suhu rendah). Adanya perpindahan
kalor menyebabkan suhu ujung kawat yang bersentuhan dengan api
meningkat. Perbedaan suhu antara ujung kawat yang bersentuhan dengan
nyala lilin dengan ujung kawat lainnya menyebabkan kalor berpindah dari
ujung kawat yang bersentuhan dengan api menuju ujung kawat yang disentuh
tangan. Adanya
perpindahan kalor
menyebabkan suhu ujung kawat yang disentuh meningkat. Kalor selanjutnya
berpindah menuju tangan yang lebih dingin. Akibatnya tangan anda terasa
panas.
Ketika salah satu bagian benda yang mempunyai
suhu tinggi bersentuhan dengan benda bersuhu rendah,
kalor
berpindah dari benda bersuhu tinggi menuju bagian benda bersuhu rendah.
Adanya tambahan energi menyebabkan atom dan molekul penyusun benda
bergerak semakin cepat. Ketika bergerak, molekul tersebut memiliki
energi kinetik (EK = ½ mv
2). Molekul-molekul yang bergerak
lebih cepat (energi kinetiknya lebih besar) menumbuk molekul yang berada
di sebelahnya. Molekul tadi menumbuk lagi molekul lain yang berada di
sebelah. Demikian seterusnya. Jadi molekul-molekul saling bertumbukan,
sambil memindahkan energi. Perpindahan kalor yang terjadi melalui
tumbukan antara molekul pernyusun benda dinamakan perpindahan kalor
secara konduksi.
Rumus perpindahan kalor secara konduksi
Benda yang terletak di sebelah kiri memiliki suhu yang lebih tinggi (T1) sedangkan benda yang terletak di sebelah kanan memiliki suhu yang lebih rendah (T2). Karena adanya perbedaan suhu (T1 – T2),
kalor berpindah dari benda yang bersuhu tinggi menuju benda yang
bersuhu rendah (arah aliran kalor ke kanan). Benda yang dilewati kalor
memiliki luas penampang (A) dan panjang (l).
Berdasarkan hasil percobaan, kalor yang berpindah selama selang waktu tertentu (Q/t) berbanding lurus dengan perbedaan suhu (T1 – T2),
luas penampang (A), sifat suatu benda (k = konduktivitas termal) dan
berbanding terbalik dengan panjang benda. Rumus laju perpindahan kalor
secara konduksi :
Keterangan : Q/t = laju perpindahan kalor, k = konduktivitas termal, A = luas penampang, T1 = suhu tinggi, T2 = suhu rendah, l = panjang benda.
Penerapan perpindahan kalor secara konduksi
Mengapa ubin terasa lebih sejuk daripada
karpet ? Ubin memiliki konduktivitas termal yang lebih besar daripada
karpet. Karenanya ubin merupakan penghantar kalor yang bagus, sedangkan
karpet merupakan penghantar kalor yang buruk. Ketika kita menginjak
karpet, kalor mengalir dari kaki menuju karpet. Hal ini terjadi karena
suhu tubuh kita lebih tinggi dari suhu karpet. Karpet merupakan
penghantar kalor yang buruk karenanya kalor yang mengalir dari kaki kita
menumpuk di permukaan karpet sehingga karpet menjadi lebih hangat.
Ketika kita menginjak ubin atau keramik, kalor mengalir dari kaki menuju
ubin atau keramik. Karena ubin merupakan penghantar kalor yang baik
maka kalor tidak tertahan di permukaan ubin. Kalor mengalir dengan
lancar sehingga kaki kita terasa dingin. Jika rumahmu berada di daerah
dingin, sebaiknya alasi lantai kamarmu dengan karpet agar tubuhmu tidak
kehilangan kalor. Sebaliknya, jika rumahmu berada di daerah panas,
sebaiknya jangan alasi lantai kamarmu dengan karpet karena bukan
kesejukan yang dirimu rasakan tapi kegerahan.
Tidur di lantai rumah tanpa alas dapat
menyebabkan sakit. Mengapa? Hal ini disebabkan banyaknya kalor yang
berpindah dari tubuh menuju lantai. Kalor adalah energi yang berpindah.
Ketika tubuhmu kehilangan banyak kalor, maka energi di dalam tubuhmu
berkurang. Jika kekurangan energi maka anda bisa sakit!
Apa fungsi jendela dan pintu ? Mengapa
pintu dan jendela sebaiknya terbuat dari kayu ? Pada malam hari, suhu
udara di luar rumah lebih rendah daripada suhu udara di dalam rumah.
Adanya perbedaan suhu udara ini menyebabkan kalor berpindah dari dalam
rumah ke luar rumah. Karenanya, biasanya pada malam hari kita menutup
pintu atau jendela. Selain bertujuan menghalau penjahat, salah satu
fungsi jendela atau pintu adalah menahan kalor agar tidak keluar dari
dalam rumah. Biasanya pintu atau jendela terbuat dari kayu.
Konduktivitas termal kayu cukup kecil sehingga bisa berperan sebagai
isolator termal. Fungsi lain dari jendela atau pintu adalah menahan
udara. Udara yang terperangkap pada sisi dalam jendela atau pintu
berfungsi sebagai isolator yang baik (penghambat kalor yang hendak
kabur). Konduktivitas termal udara sangat kecil. Semakin kecil
konduktivitas termal suatu benda, semakin sulit kalor berpindah secara
konduksi melalui benda tersebut.