Gaya Gerak Listrik (GGL)
Pernahkah kamu memerhatikan tulisan 1,5 V pada baterai, atau 6 V dan 12 V
pada akumulator? Besaran 1,5 V, 6 V atau 12 V yang tertulis pada badan
baterai atau akumulator menunjukkan beda potensial listrik yang
dimilikinya. Hal itu sering disebut gaya gerak listrik (GGL). Untuk
membantumu memahami pengertian gaya gerak listrik, perhatikan gambar di
bawah ini dan perhatikan pula penjelasannya.
Jika sakelar (sk) ditutup, elektron di kutub negatif baterai akan
bergerak melalui penghantar menuju kutub positif. Selama dalam
perjalanannya, elektron mendapat tambahan energi dari gaya tarik kutub
positif. Namun, energi itu akan habis karena adanya tumbukan
antarelektron; di dalam lampu tumbukan itu mengakibatkan filamen
berpijar dan mengeluarkan cahaya. Sesampainya di kutub positif, elektron
tetap cenderung bergerak menuju ke kutub negatif kembali.
Namun, hal itu sulit jika tidak ada bantuan energi luar. Energi luar
tersebut berupa energi kimia dari baterai. Energi yang diperlukan untuk
memindah elektron di dalam sumber arus itulah yang disebut gaya gerak
listrik (GGL). Pada gambar di atas tegangan terukur pada titik AB
(misalnya menggunakan voltmeter) ketika sakelar terbuka merupakan GGL
baterai. Adapun tegangan terukur ketika sakelar tertutup merupakan
tegangan jepit. Nilai tegangan jepit selalu lebih kecil daripada gaya
gerak listrik.
Perbedaan GGL dan Tegangan Jepit
Beda potensial dan sebuah sumber tegangan dapat diketahui jika
dihubungkan dengan hambatan, misalnya lampu, radio, atau alat elektronik
yang lain. Apakah ini berarti, jika sumber tegangan tidak dihubungkan
dengan hambatan, tidak mempunyai potensial? Walaupun arus tidak
mengalir, sebuah sumber tegangan tetap memiliki beda potensial. Ketika
mempelajari alat ukur listrik, kalian telah mengetahui bahwa setiap alat
ukur mempunyai hambatan dalam. Demikian pula sumber tegangan. Sumber
tegangan, misalnya baterai, aki (accu), dan sumber tegangan lain, juga
mempunyai hambatan dalam. Hambatan dalam ini menyebabkan adanya beda
potensial di antara kutub-kutubnya, walaupun arus tidak mengalir.
Ketika arus tidak mengalir, beda potensial di antara kedua kutub (disebut juga polaritas) sumber tegangan disebut gaya gerak listrik
(ggl). Namun, jika arus listrik mengalir, beda potensial pada polaritas
sumber tegangan disebut tegangan jepit (V, ). Lalu, bagimanakah
hubungan gaya gerak listrik dengan tegangan jepit. Perhatikan Gambar
hambatan dalam pada baterai (r) tersusun seri dengan hambatan luar (R).
Kita tahu bahwa di dalam sumber tegangan, misalnya
baterai, terdapat hambatan dalam (disimbolkan dengan huruf r). Jika arus
mengalir, hambatan dalam ini akan menghambat arus. Akibatnya, tegangan
yang seharusnya dihasilkan (ggl) berkurang sebesar IR. Tegangan akhir
yang biasanya kita ukur inilah yang disebut tegangan jepit. Jadi,
hubungan antara tegangan jepit dengan gaya gerak listrik diberikan
dengan persamaan:
Vjepit = ε – Ir
Jika tegangan jepit ini dihubungkan dengan sebuah hambatan luar R, maka besar arus yang mengalir dalam rangkaian adalah :
I = Vjepit / Rtotal = E / (R+r)
Keterangan:
Vjepit = tegangan jepit (volt)
E = gaya gerak listrik (volt)
I = kuat arus (A)
R = hambatan luar (ohm)
r = hambatan dalam (ohm)
Walaupun ggl dan tegangan jepit merupakan dua hal
yang berbeda, tetapi dalam pemakaiannya sering dianggap sama. Ini
terjadi karena hambatan dalam pada sumber tegangan diangggap tidak ada.